[PART 1] RUN
Cerpen

[PART 1] RUN


Judul: RUN ( Running from you? or Running without you? )
Karya: ViaViiaa

 


Langit senja menghampiri kota Seoul yang selalu dipenuhi dengan kesibukan, menampakkan cahaya jingga yang begitu menyilaukan, namun juga indah pada saat yang bersamaan. Aku berjalan dari tempat satu ke tempat lainnya untuk mengembalikan beberapa pakaian yang baru saja selesai dipinjam. Menyusuri trotoar yang juga dipadati oleh pejalan kaki lainnya.

Bekerja sebagai fashion stylist di salah satu agensi memang melelahkan, apalagi sebagai pemula yang tak punya satu pun asisten membuatku harus mengerjakan semuanya sendiri. Bukan masalah besar bagiku karena pekerjaan ini adalah pekerjaan yang selalu kuinginkan. Menikmatinya dengan sepenuh hati adalah cara terbaik melupakan rasa lelah itu.

Aku tiba di kantor sekitar pukul delapan malam, harus mengambil beberapa barang sebelum pulang ke apartemen. Juga karena ingin melakukan ritual penghilang rasa lelah. Setelah mengambil semua barang yang perlu dibawa pulang, kakiku melangkah menuju lift, menekan tombol lantai paling atas. Kemudian kulangkahkan kaki menuju tangga darurat yang akan membawaku ke atap gedung.

“Eh? Kok pintunya kebuka? Biasanya jam segini selalu ditutup.” tanyaku dalam hati.

Melupakan keanehan tersebut, aku tetap berjalan menaiki tangga hingga tiba di atap gedung. Aku berjalan menuju kursi panjang yang berada tak jauh dari bagian pinggir atap gedung. Namun, langkahku terhenti ketika mendapati seseorang sedang duduk di kursi tersebut, membelakangiku.

“Siapa?” tanyaku dalam hati.

“Apa aku hapus aja tato ini? hiks tapi pasti akan sulit karena ini permanen. Lagipula tato ini sangat bermakna buatku hiks” ucap orang tersebut.

“Eh? Jung-Hwa?” tanyaku dalam hati karena merasa sangat mengenali suara tersebut.

“Bodohnya aku hiks kenapa ngga kepikiran kalau fans bakalan ngga suka dengan tato ini?! hiks. Bodoh!”

Kakiku seolah terkunci, tak mampu digerakkan ketika menyadari orang yang sedang membelakangiku ini adalah Jung-Hwa. Lengkap dengan isak tangisnya yang tertahan, seolah tak mampu melepas semua rasa sedih itu. Seperti seseorang yang sedang berusaha kuat namun rasa sakit itu terlalu menyakitkan untuk ditahan sepenuhnya.

Dan disaat yang sama, hatiku merasakan sakit melihat pemandangan yang ada dihadapanku.

Kuberanikan diri melangkahkan kedua kaki ini kearahnya, kemudian duduk tepat di sebelah kanannya. Kuperhatikan dia yang sedang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan hingga tak menyadari keberadaanku.

“Jung-Hwa” ucapku perlahan.

Sontak dia menjauhkan kedua telapak tangan tersebut dari wajahnya, kemudian melihat ke arahku lengkap dengan pandangan penuh tanda tanya.

“Noona? Kok disini?” tanyanya masih dengan mata yang berair dan pipi yang sedikit basah karena air mata.

Mengabaikan pertanyaannya, aku segera mengambil sapu tangan dari tasku.

“Usap dulu air mata kamu pakai ini” ucapku sambil memberikan sapu tangan tersebut.

“Eh?” ucapnya yang sedikit bingung, kemudian pada detik berikutnya baru menyadari apa maksud dari ucapanku lalu mengambil sapu tangan tersebut.

“Noona belum jawab pertanyaanku” ucapnya sambil mengusap perlahan kedua matanya.

“Oh, hari ini capek banget. Makanya aku mampir kesini.” ucapku sambil memperhatikan langit kota Seoul yang dipenuhi cahaya lampu-lampu gedung.

“Kamu tahu, ngga peduli seterkenal apapun seseorang, dia tetaplah manusia biasa. Yang juga punya hak untuk membahagiakan dirinya sendiri. Selama apapun yang dia lakukan itu tidak merugikan orang lain.” lanjutku.

“Noona tadi dengar apa yang aku omongin?” tanyanya.

Kupalingkan wajahku kearahnya, melihat wajah tegas itu dengan mata yang sedikit memerah.

“Iya” ucapku pelan dengan sedikit mengangguk.

“Jangan salahin diri kamu. Terkadang orang butuh waktu untuk menerima sesuatu yang baru saja ia ketahui.” ucapku sambil menatap kedua bola mata itu.

“Tapi Noona, aku takut mereka akan benci sama aku. Setiap aku baca berita yang nulis tentang tato ini, banyak komentar dari fans yang bilang menyesal karena suka sama aku. Mereka ngga suka karena sekarang aku nakal.” ucapnya sambil kembali mengusap air matanya.

“Kamu ngga nakal kok, aku tahu persis tujuan kamu membuat tato itu. Beri mereka waktu ya, hanya itu yang mereka butuhkan. Jika nantinya ada yang berhenti menjadi fans kamu, aku yakin masih banyak fans yang tulus sayang sama kamu, mendukung apapun yang kamu lakukan selama tidak merugikan orang lain, juga tidak merugikan kamu sendiri.”

Kuperhatikan dia yang hanya terdiam sambil memperhatikan sapu tangan yang dipegangnya.

Kupegang lengannya perlahan, membuatnya sontak melihat kearahku.

“Jangan sedih lagi ya” ucapku lengkap dengan senyuman.

Dia hanya terdiam, membiarkan kedua bola mata kami saling bertemu, terdiam dalam keheningan. Hingga beberapa detik kemudian senyum manis itu muncul, diikuti dengan anggukan kepala.

Senyumku kembali muncul melihat pemandangan tersebut, lengkap dengan jantungku yang perlahan mulai berdetak tak beraturan.

“Ohya, kebetulan banget aku tadi beli ini” ucapku sambil mencari sesuatu di tasku.

“Nih, kesukaan kamu” lanjutku sambil memberikan susu pisang yang tadi kubeli saat dalam perjalanan menuju kantor.

“Wuah, makasi Noona” ucapnya lengkap dengan wajah yang berseri.

Jung-Hwa adalah salah satu anggota boyband VOP asal Korea Selatan yang digemari begitu banyak orang, baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Dia satu-satunya anggota yang paling dekat denganku, bahkan kami pun saling bertukar nomor ponsel. Padahal itu dilarang dalam agensi kami. Kedekatan itu yang berhasil membuatku tanpa sadar mulai menumbuhkan sebuah perasaan yang seharusnya tidak ada.

Namaku Safira, hanya orang biasa yang memiliki kesempatan untuk dekat dengan seorang idola.

***

 

——— BERSAMBUNG ———

Part Selanjutnya :

 

Baca Juga:

run run run run run run run 


21 thoughts on “[PART 1] RUN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top