[PART 1] Make It Right
Cerpen

[PART 1] Make It Right


Judul: Make It Right
Karya: ViaViiaa

 

Disarankan untuk membaca cerpen-cerpen berikut terlebih dahulu, karena kisahnya saling berhubungan.

1. RUN
2. Your Eyes Tell

 


 

Ting!

 

“Pagi Noona, semangat untuk hari ini. Semoga harimu menyenangkan.”

 

Aku meletakkan ponsel pada meja makan setelah membaca isi pesan yang baru saja masuk. Kembali melanjutkan kegiatan sarapanku dan mengabaikan pesan tersebut.

Aktivitasku setiap hari adalah menjadi fashion stylist dari salah satu girlgroup terkenal yang dinaungi oleh sebuah agensi ternama di Korea Selatan. Jadwalnya yang sangat padat membuat kesibukanku semakin meningkat. Beruntung aku memiliki dua asisten, sehingga tak perlu melakukan semuanya sendirian. Aku hanya perlu membuat konsep style dan memastikan konsep tersebut sesuai saat praktiknya.

Hampir enam bulan berlalu sejak aku keluar dari agensi sebelumnya, dan bekerja di agensi yang sekarang. Jika dibandingkan secara branding, agensi yang sekarang memang lebih ternama daripada agensi sebelumnya.

Tetapi bukan itu alasanku bekerja di agensi yang sekarang.

Alasannya adalah karena aku ingin berlari mengejar mimpiku bersamaan dengan usaha melepas rasa sakit yang kurasakan saat berada di agensi sebelumnya.

Salahku sendiri yang terbuai dan jatuh cinta pada salah satu idol di agensi sebelumnya. Meski sadar kemungkinan perasaan itu terbalas sangatlah kecil, nyatanya aku masih tetap berharap. Salahkan pula dia yang selalu memberikan perhatian padaku. Hingga pada suatu titik akhirnya aku disadarkan dari mimpi indahku yang langsung berubah menjadi mimpi buruk.

Hatiku hancur, sangat menyakitkan rasanya. Aku hampir saja berbuat kesalahan yang mampu mengahancurkan karirku.

Tetapi tidak, karir ini sangat berarti bagiku. Tidak bisa kuhancurkan begitu saja.

Aku akhirnya tetap berusaha profesional pada dua bulan terakhir sebelum kontrakku berakhir. Namun ternyata itu menjadi dua bulan yang sangat berat. Tiada hari yang kulalui tanpa menangis. Menyakitkan, tapi aku tak punya pilihan selain tetap bersikap profesional.

Dan disaat yang bersamaan tawaran menjadi fashion stylist di salah satu agensi ternama pun datang. Tentu saja kesempatan ini takkan pernah kusia-siakan.

Sepertinya semesta memang mengijinkanku untuk pergi dan menjauh darinya yang telah memberikan luka yang bahkan hingga detik ini pun belum mampu sepenuhnya sembuh.

Karena nyatanya hatiku masih tetap merasakan sakit setiap melihanya tampil di layar kaca.

***

Pukul dua siang, aku baru dapat beristirahat setelah acara talkshow selesai. Penting bagiku memastikan penampilan idol tetap sesuai konsep selama acara berlangsung. Itulah sebabnya aku baru dapat beristirahat setelah acara selesai.

Aku memeriksa ponselku, dan kembali mendapati pesan yang ia kirimkan sekitar pukul satu siang.

 

“Jangan lupa makan siang ya Noona. Jaga kesehatan, itu yang terpenting.”

 

“Safira, ini kopi kamu” ucap salah satu makeup artist yang cukup dekat denganku, Hyejin namanya.

“Ah, terimakasih”

“Jangan Dibalas ?”

“Huh?”

“Itu” ucapnya sambil mengarahkan pandangan pada ponselku yang masih menyala, menampilkan deretan pesan yang kuterima dari sebuah nomor kontak yang kuberi nama “Jangan Dibalas”.

“Oh, yah begitulah” ucapku singkat setelah memahami maksudnya.

“Stalker?” tanyanya setelah duduk disebelah kananku.

“Bukan”

“Kalau ngga mau balas kenapa ngga diblokir aja?”

“Aku tidak bisa melakukan itu.”

“Karena sebagian dariku ingin membalas pesan tersebut, tapi sebagian lagi masih belum sanggup untuk melakukannya.” lanjutku.

“Sepertinya cukup rumit”

“Lumayan”

“Yah, semoga cepat terselesaikan ya. Kalau memang masih ada yang mengganggu pikiran, lebih baik dibicarakan saja dulu. Mungkin ada hal-hal yang belum tersampaikan.” ucapnya sambil menoleh kearahku dan tersenyum.

“Mungkin nanti akan aku lakukan kalau sudah siap” jawabku lengkap dengan senyuman.

***

Pukul sepuluh malam, meski telah berada di apartemen, aku masih disibukkan dengan merancang beberapa style untuk persiapan tampil di sebuah acara award tahunan.

 

Ting!

 

“Selamat malam Noona. Jangan lupa istirahat, jangan tidur terlalu malam. Semoga mimpi indah.”

 

Aku terdiam saat membaca pesan tersebut, hingga ucapan Hyejin tadi siang kembali berputar dipikiranku.

Aku mematikan laptop dan menata kertas-kertas yang berantakan di meja, kemudian duduk dan bersandar di sofa.

Fokusku beralih pada deretan pesan yang kuterima dari pemilik nomor “Jangan Dibalas”.

 

5 – x – xxxx

“Noona, mungkin ini terlambat. Tapi aku benar-benar minta maaf karena sudah menyakitimu Noona. Aku terpaksa melakukan semua ini karena tidak mau terjadi sesuatu padamu.
Aku mencintaimu Noona.
Sekali lagi, maafkan aku Noona.
Jika masih ada kesempatan, aku ingin memperbaiki semuanya.
Juga banyak hal yang perlu aku bicarakan.”

 

7 – x – xxxx

“Apa yang Noona lihat waktu itu tidak seperti yang Noona bayangkan. Aku juga punya alasan dibalik itu semua.”

 

10 – x – xxxx

“Noona tidak membalas pesanku, tapi Noona juga tidak memblokir nomorku. Aku mengerti, kesalahanku memang tidak mudah untuk dimaafkan.
Tapi karena pesanku selalu terkirim, kurasa Noona pun selalu membacanya.
Aku akan terus mengirimkan pesan sampai Noona membalasnya.
Maaf jika itu mengganggumu, tapi aku benar-benar ingin menjelaskan semuanya Noona.”

 

11 – x – xxxx

“Aku sangat merindukanmu Noona.
Tidak kusangka lima bulan terasa sangat lama. Padahal dulu aku pernah merasakan ini selama dua tahun. Tapi rasanya tidak sedalam sekarang.
Apa karena dulu aku belum benar-benar mengenalmu?
Dan setelah mengenalmu, perasaanku semakin dalam. Begitu pula dengan perasaan rindu ini yang juga semakin dalam setelah mengenalmu.
Astaga, sepertinya aku terlalu puitis hehehe.
Maafkan aku Noona, intinya aku sangat merindukanmu.”

 

“Dulu? dua tahun? apa maksudnya? kita saja baru kenal satu tahun lebih, belum sampai dua tahun.” ucapku saat menyadari kalimat aneh dalam pesan tersebut.

 

12 – x – xxxx

“Aku sangat senang saat mengetahui karir Noona semakin baik di agensi yang sekarang. Apalagi sekarang Noona memiliki dua asisten. Aku harap Noona tidak lagi bekerja berlebihan seperti dulu yang sampai membuatmu sakit.
Selalu jaga kesehatan ya Noona. Selalu bawa jahe merah satu sampai tiga sachet di tas.
Itu bagus untuk daya tahan tubuh.”

 

“Bagaimana dia bisa tahu aku punya dua asisten?”

 

15 – x – xxxx

“Selamat malam Noona, jangan tidur terlalu larut. Semoga mimpi indah.”

 

18 – x – xxxx

“Noona, hari ini aku mampir ke kampus tempat hyung ku mengajar.
Aku membeli yachae kimbab seperti yang Noona pesan waktu itu.
Rasanya tidak terlalu buruk, sepertinya ini akan menjadi salah satu kimbab favoritku.”

 

“Huh? Sepertinya aku tidak pernah makan yachae kimbab saat bersamanya. Bagaimana dia bisa tahu aku pernah memesannya?”

 

20 – x – xxxx

“Selamat siang Noona. Jangan lupa istirahat dan makan yang banyak ya.”

 

21 – x – xxxx

“Selamat pagi Noona. Selamat beraktivitas. Semoga harimu menyenangkan.”

“Selamat malam dan mimpi indah Noona.”

 

23 – x – xxxx

“Pagi Noona, jangan lupa sarapan yaa. Selamat beraktivitas.”

 

25 – x – xxxx

“Pagi Noona, semangat untuk hari ini. Semoga harimu menyenangkan.”

“Jangan lupa makan siang ya Noona. Jaga kesehatan, itu yang terpenting.”

“Selamat malam Noona. Jangan lupa istirahat, jangan tidur terlalu malam. Semoga mimpi indah.”

 

“Sebenarnya seberapa banyak yang kamu sembunyikan Jung-Hwa? Kenapa banyak hal-hal yang tidak kumengerti dari pesan-pesanmu?” tanyaku pada angin yang berlalu, sambil tetap memperhatikan pesan-pesan tersebut.

 

“Ingin bertemu dimana?”

 

“Semoga ini pilihan yang tepat. Karena meskipun rasa sakit itu masih ada, namun tidak menghilangkan kenyataan bahwa dilain sisi akupun merindukan sosok yang selama lima bulan ini tak pernah lagi kutemui.”

***

 

 

——— BERSAMBUNG ———

Part Selanjutnya :

 

Baca Juga:


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top