Judul: Komet
Penulis: Tere Liye
Tanggal Terbit: 28 Mei 2018
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis:
Setelah “musuh besar” kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan Bumi? Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju Klan Komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel.
Buku ini berkisah tentang petualangan tiga sahabat. Raib bisa menghilang. Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja. Buku ini juga berkisah tentang persahabatan yang mengharukan, pengorbanan yang tulus, keberanian, dan selalu berbuat baik. Karena sejatinya, itulah kekuatan terbesar di dunia paralel.
Buku ke-5 dari serial “BUMI”.
Raib dan Seli melakukan kegiatan belajar seperti biasanya di sekolah, namun tidak dengan Ali. Sudah beberapa hari ia sama sekali tak terlihat di sekolah, entah apa yang sedang ia lakukan. Mengetahui Ali yang tidak masuk selama beberapa hari membuat Raib berpikir kemungkinan terburuk, bahwa Ali telah membuka portal dunia paralel. Demi menjawab rasa penasaran dan kekhawatirannya, Raib dan Seli pun mendatangi rumah Ali.
Sampai di basement rumah Ali, Raib memang tak mendapati Ali yang sedang membuka portal dunia paralel, namun banyak hal baru yang Raib temukan. Mulai dari buku-buku yang dikirim melalui kurir dunia paralel buatan Ali, hingga kegiatan Ali yang sedang fokus memperhatikan peta besar dari klan Matahari.
Rupanya selama ini Ali mencari keberadaan klan Komet yang diduga merupakan tujuan dari Si Tanpa Mahkota, “musuh besar” mereka yang lolos ( baca buku Bintang ). Namun klan tersebut tak mudah untuk ditemukan, Ali hanya mendapat informasi bahwa klan tersebut berada di sebuah pulau dengan tumbuhan aneh. Bersamaan dengan informasi yang ia dapat, Ali pun telah mengirimkan kabar tersebut kepada Av melalui kurir dunia paralel.
Disaat mereka sedang berdebat mengenai keberadaan klan Komet, kabar dari Av pun datang.
Ia menyampaikan bahwa mereka harus bersiap, karena mereka akan melakukan perjalanan menuju klan Matahari, mencari cara untuk menemukan klan Komet sebelum Si Tanpa Mahkota menemukannya.
Tiba di klan Matahari, rupanya mereka datang saat penutupan Festival Bunga Matahari ( kisah kompetisi festival tersebut ada dibuku Bulan ). Pada hari itulah para peserta akan menemukan dan memetik bunga matahari pertama yang mekar. Ditengah pertemuan tiga klan yang juga dihadiri oleh Raib, Seli dan Ali, rupanya datang berita menghebohkan mengenai kesalahan dalam melihat lokasi bunga matahari pertama mekar. Bunga tersebut rupanya akan tumbuh di stadion kota Ilios.
Terlambat, saat pasukan yang menjaga lokasi bunga matahari pertama mekar sedang dalam perjalanan, Si Tanpa Mahkota datang lengkap dengan Tamus, Fala-tara-tana IV, beserta pasukan mereka. Rupanya Si Tanpa Mahkota berencana memetik bunga matahari pertama mekar demi tiba di klan Komet yang tak pernah diketahui keberadaannya. Demi mencegah hal tersebut, pertarungan pun tak mampu dihindari.
Sayangnya, Si Tanpa Mahkota akhirnya berhasil memetik bunga tersebut dan membuka portal menuju klan Komet. Dan pada detik-detik terakhir, Ali yang berada tak jauh dari portal tersebut langsung lompat ke dalam portal. Raib yang meski tak suka dengan keputusan mendadak Ali mau tak mau akhirnya ikut memasuki portal bersamaan dengan Seli. Setelah beberapa saat berada didalam portal gelap tersebut, mereka pun tiba di sebuah pulau nelayan. Tak ada Si Tanpa Mahkota disitu, entah kemana ia pergi Ali bahkan tak melihatnya sama sekali.
Portal yang dibuka oleh bunga matahari membawa Raib, Seli, dan Ali berada di sebuah pulau yang entah berada di klan apa. Bahkan alat-alat canggih milik Ali pun tak ada yang berfungsi.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah mereka akan bertemu kembali dengan Si Tanpa Mahkota?
Jawabannya hanya ada di buku KOMET 🙂
Kelebihan:
- Ada plot twist yang menyebalkan tapi keren hehehe. Benar-benar ngga ketebak sih selama aku baca, jadi kaget banget waktu boom! hahaha.
- Menurutku, dibandingkan buku-buku dari seri BUMI lainnya, KOMET ini punya lebih banyak makna kehidupan yang bisa kita pelajari.
Kekurangan:
- Ada beberapa typo pada penulisannya, tapi minor sih. Ngga berpengaruh dengan cerita.
Buku ini adalah buku kelima dari serial “BUMI”. Buku selanjutnya adalah “KOMET MINOR”.
Selamat membaca!