Postingan ini sebenarnya sudah ada di draf sejak tahun 2020, tapi yaa begitulah lupa dilanjutkan hehe,.
Oktober itu spesial, karena bulan kelahiranku. Harapanku tentu saja mendapat berbagai macam kebaikan dibulan itu. Meski nyatanya kita memang selalu berharap mendapat kebaikan setiap harinya, tapi dibulan spesial tentu saja berharap yg lebih, benar? hehe.
(aku lupa pernah cerita tentang WFH atau belum, tapi akan kuceritakan singkatnya)
Sejak pandemi dimulai, kantor tempatku bekerja pun mulai melakukan yang namanya WFH (Work From Home). Dan masih berlangsung hingga detik aku menulis cerita ini. Aku WFH dikos tentu saja, karena rumahku jauh wkwkwk. Tapi akhir September 2020 aku memutuskan untuk pulang kampung (tentu saja atas ijin atasan untuk kerja diluar Jakarta).
Senang? Tentu saja, karena bisa berkumpul dengan keluarga.
Aku bahkan sudah membayangkan mau melakukan apa saat hari ulang tahunku nanti. Karena setelah sekian lama, aku akhirnya bisa merasakan ulang tahun bersama keluarga.
Tapi memang manusia hanya bisa berencana.
Beberapa hari sebelum ulang tahun, aku diminta kembali ke Jakarta oleh salah satu petinggi. Super mendadak! Siang mendapat info, sore aku berangkat. Beruntung aku masih kebagian tiket murah dengan jadwal sore di hari yang sama. Ah, beruntung pula beberapa hari sebelumnya aku sudah melakukan tes covid, jadi aku ngga perlu tes lagi (menghemat waktu).
Di Jakarta, aku pikir tidak akan ada berita mengejutkan. Tapi nyatanya aku justru mendapat berita yang benar-benar mengejutkanku. Dan semuanya karena Vitamin D.
Aku tidak akan menceritakan secara detail, tapi intinya karena kadar Vitamin D ku kurang, alhasil aku mendapat kabar buruk tersebut.
“Kalau bulan depan kadar vitamin D masih dibawah normal, bersedia untuk resign” singkatnya seperti ini.
Tentu saja ini kabar buruk, karena aku tak pernah berpikir untuk resign dari tempatku sekarang. Karena sungguh aku sudah merasa sangat nyaman.
Demi bertahan, tentu saja aku berusaha meningkatkan dosis vitamin D yang kuminum.
Tapi nyatanya, usaha tersebut tak mampu menghilangkan kebiasaan burukku yang selalu overthinking.
Sempat stress, tapi alhamdulillah bisa hilang dengan cepat. Karena sungguh stress pun tak menyelesaikan masalah.
Yang menjadi beban pikiranku adalah pikiran seperti ini,
“bagaimana jika bulan depan vitamin D ku masih kurang? apa yang harus kulakukan?”
Sementara aku sedang dalam fase “malas melamar kerja”. Hei, melamar kerja itu butuh banyak tenaga. Mencari kantor yang sesuai, gaji yang sesuai, harus apply di beberapa kantor, dll. Rasa nyamanku di tempat sekarang lah yang menjadi penghalangku. Beda cerita kalau memang aku sudah ngga nyaman dan berniat untuk resign. Niat itu sudah jelas menjadi tenaga ekstra untuk melamar kerja.
Aku akhirnya tetap tidak melakukan yang namanya “melamar kerja”. Tapi aku bertekad kalau ada yang menawarkanku bekerja ditempat lain, aku tidak menolak. Jika selama ini aku selalu menolak, kali ini akan kuterima.
Sambil menunggu adanya “tawaran kerja”, aku tetap melakukan kegiatan freelance (bahkan request extra project), ditambah dengan kembali memulai jualan online.
Pikirku, jika terjadi kemungkinan terburuk. Setidaknya aku masih ada pemasukan dari freelance untuk sementara waktu. Karena memang aku tidak berfokus pada freelance. Jadi saat kemungkinan terburuk terjadi, beberapa bulan kemudian aku harus kembali melamar bekerja.
Tentang jualan online, aku memilih berjualan apapun yang relate dengan BTS. Kalian pasti sudah mengerti kan kalau aku ini pecinta BTS? hehe. Kalau belum, bisa baca disini.
Selain karena memang target pasarnya banyak, aku yang suka BTS pun selalu semangat mencari apapun yang relate dengan BTS. Ditambah pengalamanku membeli album langsung dari Weverse dan baca-baca di artikel, membuatku sedikit mengerti tentang proses pengiriman dari luar negeri.
Aku selalu berpikir seperti ini : “kalau barangnya ngga kejual yauda, buat koleksiku aja” hahahaha.
Tapi meski begitu, aku pun tetap berusaha maksimal untuk meningkatkan penjualan dengan melakukan promosi.
Positifnya dari kabar buruk yang kuterima adalah semangatku untuk berjualan meningkat. Demi mendapat pemasukan lebih dari jualan.
Negatifnya seperti yang sudah kusebutkan diatas, membuatku pusing dan sempat stress.
Jika ditanya, kenapa masih merasa nyaman? Padahal mendapat kabar buruk seperti itu hanya karena vitamin D.
Well, mungkin karena rasa nyamanku sudah sangat besar.
Selain itu, aku pun tak bisa sepenuhnya menyalahkan keadaan. Karena disatu sisi aku mengerti kenapa kabar buruk itu harus kuterima, tapi dilain sisi pun aku sangat menyayangkan hal tersebut. Itulah sebabnya aku tidak benar-benar merasa kesal saat mendapat kabar tersebut. Namun bukan berarti tidak menganggu pikiranku.
Sedikit tambahan, merasa nyaman bekerja di suatu tempat memang ada kalanya dapat menjadi bumerang. Tapi jangan salah, nyaman berada di suatu tempat bukan berarti tidak bisa melakukan hal lain demi mengembangkan diri kita sendiri. Itu sebabnya aku tidak terbebani dengan rasa nyaman ini, karena nyatanya aku masih bisa melakukan hal lain yang kusuka demi mengembangkan diri dibidang lain.
Yang menjadi masalah adalah jika rasa nyaman itu membuat kita tak mau bergerak, hanya diam mengikuti kegiatan rutin sehari-hari tanpa ada perkembangan pada diri sendiri.
Anyway, bersamaan dengan usahaku dalam meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh, aku mendapat tawaran kerja dari salah satu kenalan. Memang tidak lama setelah aku mendapat berita buruk itu, aku sempat menghubungi kenalanku ini dan bertanya masih ada lowongan atau engga (sebelumnya pernah ditawarin tapi aku menolak). Sayangnya saat itu dia jawab lagi belum ada. Sampai sekitar dua minggu kemudian, dia menghubungiku dan memberikan tawaran tersebut.
Karena posisiku di kantor bisa dibilang terombang-ambing wkwkwk, tentu saja aku menerima tawaran tersebut dan melakukan beberapa sesi wawancara hingga tahap akhir sebelum tanda tangan kontrak. Tepat setelah wawancara akhir itulah aku baru menghubungi atasanku di kantor, dan mengatakan kalau aku mau resign.
Setelah mengatakan itu, atasanku langsung meminta ngobrol melalui video call. Ketika ditanya alasannya, tentu saja alasanku hanya satu, yaitu “masalah vitamin D”. Terdengar receh sekali memang, tapi sungguh memang itulah penyebabnya. Negosiasi pertama belum berhasil, karena aku diminta untuk mempertimbangkan lagi. Keesokan harinya, entah pagi atau siang (aku lupa), aku dan atasanku kembali melakukan video call. Intinya pada negosiasi kedua akulah yang gagal dan kemudian batal resign wkwkwk.
Aku tidak akan menjelaskan bagaimana detail kronologinya, yang pasti poin penting yang membuatku batal resign adalah karena aku melihat keseriusan dari atasanku dalam mempertahankanku. Aku yang memang dari awal sebenernya cukup ragu untuk resign, kemudian melihat keseriusan atasanku yang seperti itu, tentu saja langsung goyah dan berujung batal resign wkwkwk.
Karena memutuskan batal resign, aku tak punya pilihan lain selain terus meningkatkan dosis vitamin D yang aku konsumsi agar saat test berikutnya dapat mencapai bahkan melebihi target. Sampai pada akhir bulan November 2020 dilakukan test vitamin D, daann alhamdulillah hasilnya baguuss! Yeayy!! Aku berhasil melebih batas minimal kadar vitamin D yang disarankan.
Rasanya benar-benar lega, seolah berhasil lolos dalam ujian kelulusan wkwkwk.
Bisa dibilang bulan Oktober dan November 2020 adalah masa-masa galau ketika berada dalam posisi yang terombang-ambing. Jika memilih menetap, resikonya seperti yang kujelaskan diatas. Sementara dilain sisi, aku sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk jobless (nganggur). Alhasil, ketika mendapat tawaran yang tampaknya lebih meyakinkan, tentu saja aku goyah.
Hidup memang selalu penuh dengan pilihan. Dan setiap pilihan pun selalu ada resiko yang harus kita terima. Tidak ada pilihan tanpa resiko. Semuanya memiliki resiko masing-masing.