Sidang Lulus, tapi Mata Kuliah Ngulang
Daily Life

Sidang Lulus, tapi Mata Kuliah Ngulang


Sidang Lulus dengan jalan yang tidak mulus.

sidangSaat pertama kali mendapat pengumuman siapa pengujiku saat sidang itu berhasil membuatku kaget untuk kesekian kalinya dalam fase skripsi ini. Bagaimana tidak, lagi-lagi aku mendapat dosen yang tidak kusuka. Berbeda dengan dospemku yang rupanya baik, dosen pengujiku yang satu ini memang benar-benar menguji kesabaran. Aku sudah tau bagaimana cara beliau menguji karena sebelumnya saat sidang Laporan Kerja Praktek itu aku diuji oleh beliau. Padahal saat itu aku sudah berharap tidak mau bertemu beliau lagi, eh malah jadi dosen penguji sidang ku, astaga.

Dosen penguji sidang yang lain memang memberikan revisi cukup banyak, tapi setidaknya cara bicara dua dosen pengujiku ini masih enak didengar, baik, asik, pokoknya yang bagus-bagus deh. Nah yang satu ini nih astaga, cukup menyayat sih kalimatnya, apalagi beliau sampai sedikit menjelekkan dospemku, jujur dalam hati aku ngga terima.

Tapi ya mau gimana, melawan beliau tuh sama seperti melawan maut, kalau ngga dituruti yang ada TA ku ngga lulus.

sidangBagian paling menyedihkan itu gara-gara beliau meminta ganti judul skripsi. Padahal sebenarnya judul skripsiku yang lama itu sudah sangat sesuai dengan konteks yang kubahas, tapi apa kata beliau? SALAH! Judulku ngga sesuai sama isinya! what the?!

Selama perbaikan skripsi aku juga diskusi sama dospemku, dan benar saja rupanya ngga cuma aku yang berpikir kalau satu dosen pengujiku itu salah persepsi, ternyata dospemku pun berpikir begitu.

Kenapa ngga dijelasin aja kalau beliau salah persepsi? SUDAH! Tapi tabiat beliau memang SANGAT TIDAK MAU DISANGGAH! Bagi beliau, apa yang beliau bilang ya itu yang benar, uda titik, ngga boleh ada sanggahan lainnya.

Kalimat beliau yang menyakitkan itu saat selesai sidang dan berpamitan secara personal dengan beliau ( untuk sopan santun ), beliau bilang begini:

Ini ngga sama persis ya, tapi kurang lebih seperti ini

“Judul kamu itu salah, kalau kamu mau tetap pakai judul itu berarti harus ganti semua isinya. Sebenernya bisa aja ngga lulus itu karena judul dan isinya beda. Tapi yauda itu kamu ganti aja judulnya ya.”

SAKIT TAPI NGGA BERDARAH

Aku cuma bisa senyum dan “iya” in aja semua yang beliau bilang.

menangisMau tidak mau aku akhirnya ganti judul, menghilangkan hampir 50% kata-kata yang ada dijudulku. Karena setiap aku bertemu beliau untuk persetujuan revisi yang beliau sebut selalu “Masih kepanjangan ini judulnya”.

Iya, judul skripsiku akhirnya sekarang pendek dan berbeda dengan jurnalku yang sudah publish.

Benar-benar menyakitkan, tapi aku ngga punya pilihan lain. Daripada harus merubah semua isi skripsiku, atau daripada hal terburuknya tidak lulus, ya lebih baik aku ikuti saja revisi beliau yang sungguh sampai saat ini pun aku masih berpikir “tidak masuk akal”.

Menyelesaikan revisi dari tiga penguji itu benar-benar melelahkan, karena harus bertemu tiga dosen yang berbeda dan dilokasi yang berbeda pula. Gara-gara ini pun aku harus kembali beberapa kali ijin kantor, untuk urusan revisi. Beruntung atasanku sangat mengerti dan ya memang aku pun ijinnya hanya satu sampai tiga jam, itu pun ngga setiap hari pastinya.

Setelah berhasil mendapatkan tanda tangan dari tiga pengujiku, urusan berikutnya adalah meminta tanda tangan dosen ketua TA dan Kaprodi. Bagian ini tidak perlu dibahas karena aman terkendali, tidak sulit untuk mendapatkan tanda tangan beliau. Yah, hanya harus antri saja karena banyak yang minta hehehe.

Urusan skripsi selesai, aku lulus meski nilai belum keluar. Tapi feeling ku sih dapat nilai bagus hehehe ( percaya diri tingkat maksimal wkwkwk ).

Masalah itu seperti air, terus mengalir seolah tiada henti. Selesai masalah satu, muncul masalah lainnya.

murungDi posting sebelumnya ( klik disini ) aku sempat menyebutkan kalau pada semester itu selain mengambil skripsi aku juga mengambil dua mata kuliah lain. Alasannya ya karena jumlah SKS ku untuk kelulusan itu belum mencapai jumlah minimalnya.

Dua mata kuliah itu sederhana, terbilang gampang malah, ditambah kelas online, jadi datang ke kampus hanya jika ada kebutuhan saja. Tapi sayang saat itu membagi waktu adalah hal yang sulit untuk kulakukan. Berakhir pada dua mata kuliah tersebut kurang dari segi absensi. Iya, kebanyakan bolos karena lupa ngerjain kuis, alhasil nilai presensiku dibawah minimal.

Sebenarnya ada solusi terakhir, yaitu minta bantuan dosen. Tapi yah, kita semua tahu kalau tidak semua dosen mau membantu mahasiswanya secara cuma-cuma. Well, kalau mau membantu dengan memberi tugas sih masih oke, tapi yang sedih itu kalau ketemu dosen yang SAMA SEKALI TIDAK MAU membantu. And that’s what i found!

Aku tidak menyalahkan dosennya kok, karena aku tahu ini sepenuhnya salahku. Tapi perasaan sedih karena ngga ditolongin ya tetap ada lah ya hehe.

Satu mata kuliahku alhamdulilah berhasil tertolong, dosen memperbaiki absensiku, dan aku berhasil lulus di mata kuliah tersebut. Tapi tidak dengan mata kuliah yang satunya, alasannya sudah kusebutkan diatas.

Lebih menyebalkan lagi karena beliau selalu menyusahkan dalam memberikan tugas. Mulai dari tugas merangkum satu buku dan DITULIS TANGAN! Astaga, jaman digital begini masih ada rupanya dosen yang minta tugas merangkum satu buku ditulis tangan. Entah berapa banyak kertas folio yang kuhabiskan. Setelah itu saat UAS, padahal SUDAH JELAS pada mata kuliah tersebut UAS tidak ada karena telah diganti dengan adanya pameran karya, eh beliau tetap minta datang dong. Disaat mahasiswa uda nungguin luntang-lantung didepan kelas, ending-nya beliau ngga datang dong. Diabsen juga engga! Padahal aku bela-belain datang itu hanya demi absensinya, astaga.

menangisBayangin gimana aku ngga sedih kalo ingat effort untuk mata kuliah dosen tersebut sebanyak itu tapi tetap berakhir TIDAK LULUS! Nyesek, asli.

Tapi ngga ada gunanya sedih, nasi uda menjadi bubur. Aku cuma bisa pasrah untuk extend semester.

Dan hal menyedihkan lainnya pun kembali.

Karena aku sudah ambil kelas TA, seharusnya setelah itu tidak ada semester lagi, alias lulus ( kalau lulus TA ). Nah, karena aku masih ada kekurangan SKS akibat yah cerita diatas itu, mau ngga mau harus request tambah semester.

Iya, bisa extend. Tapi harus ambil kelas TA lagi. Bukan untuk mengerjakan TA lagi karena aku uda lulus kelas tersebut, hanya saja di KRS aku harus ambil kelas tersebut, yang artinya aku pun harus membayar kelas tersebut meskipun tidak perlu lagi mengikuti kelasnya. Sedih kan? Bayar double gengs! Hahaha.

Yah, aku tahu itu konsekuensi yang harus kuhadapi. Terima tidak terima harus tetap kujalani.

Ada hal menarik dan lucu saat aku mengurus masalah extend semester ini, tepatnya saat bertemu dosen koordinator TA. Lucunya itu waktu aku dan dua temanku ( iya, yang extend ngga cuma aku doang ) sedang ngobrol dengan beliau malah diledekin “ini mata kuliah mudah kok malah ngga lulus”. Bayangin betapa terhinanya aku hahahaha! Aku tahu beliau bercanda makanya aku santuy. Tapi ya memang konyol banget, giliran mata kuliah sulit aja lulus, ini mata kuliah mudah malah ngga lulus wkwkwk.

gembiraLucunya lagi beliau kan dosen pembimbing akademikku, kelas TA ku langsung ditambahin dong ke KRS saat itu juga ( sekilas info, apply kelas TA itu banyak syaratnya, itu sebabnya ngga bisa nambahin sendiri, harus kampus yang nambahin ke KRS mahasiswa ). Sedangkan dua temanku engga, harus menunggu bagian TU yang menambahkan kelasnya. Waktu mereka nanya kenapa ngga sekalian ditambahin, beliau dengan santai menjawab “ya saya kan bukan dosen pembimbing akademik kalian” sambil sedikit tertawa ngledek gitu. Astaga hahahaha! Asli ngakak sih.

Semester terakhirku berjalan lancar karena memang mata kuliahnya yang mudah dan online. Akhirnya aku lulus mata kuliah tersebut.

Setelah nilai keluar, barulah aku mengurus pendaftaran yudisium dan juga daftar wisuda. Sedikit ribet saat menyusun dokumen skripsi untuk dikumpulkan ke perpustakaan ( ohya, aku dapat A loh skripsiku hihi, alhamdulillah ), tapi urusan dokumen lainnya sih ngga terlalu ribet. Urusan yudisium dan wisuda selesai dengan lancar.

Aku resmi terdaftar sebagai wisudawati untuk tanggal 18 Maret 2020. Yeay!

Ohya, aku ada bikin cerita loh di Wattpad, judulnya Love Sign. Yuk dibaca gengs, aku butuh banyak masukan nih 🙂

Sampai jumpa di posting selanjutnyaaa, tentang wisudaku 🙂


One thought on “Sidang Lulus, tapi Mata Kuliah Ngulang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 1 = 1

Back To Top