[PART 2] RUN
Cerpen

[PART 2] RUN


Judul: RUN ( Running from you? or Running without you? )
Karya: ViaViiaa

Part Sebelumnya :

 


Salah satu masa paling sibuk bagiku adalah saat penyanyi mengeluarkan album baru. Karena kesibukannya bukan main, mulai dari tampil di acara musik, pemotretan, juga dengan berbagai acara talkshow yang harus dihadiri demi kebutuhan promosi. Seperti saat ini, VOP sedang sibuk mempromosikan album baru mereka yang rilis beberapa hari lalu.

Disaat orang lain mungkin masih tertidur, aku sudah mulai pergi dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mengambil pakaian serta aksesoris yang akan digunakan oleh masing-masing anggota VOP. Pakaian yang harus kupersiapkan pun tidak hanya satu pasang, tetapi beberapa pasang karena dalam satu hari acara yang perlu mereka hadiri tak hanya satu. Ditambah pakaian cadangan jika terjadi sesuatu dengan pilihan pakaian utama.

“Noona, kamu terlihat tidak sehat. Kamu baik-baik saja kan?” ucap Jung-Hwa yang kini berdiri tepat didepanku.

Aku dan Jung-Hwa sedang berada di ruangan yang berbeda dengan staff dan anggota VOP lainnya, karena kini giliran Jung-Hwa yang harus kutata penampilannya.

“Eh? Iya, aku baik-baik saja kok.” ucapku sambil memasangkan beberapa aksesoris pada pakaian Jung-Hwa.

“Nah, selesai!” ucapku lantang saat semua aksesoris tersebut telah terpasang.

Namun, betapa terkejutnya aku pada detik berikutnya saat kedua telapak tangan Jung-Hwa memegang pipi kanan dan kiriku, memperhatikan setiap sisi wajahku, entah apa tujuannya.

“Noona, wajahmu terasa hangat. Kamu pasti demam ya? Noona sekarang istirahat saja, oke?” ucapnya dengan ekspresi wajah yang dipenuhi rasa khawatir.

Kurasa bukan hanya wajahku yang kini terasa hangat, namun juga hatiku.

Kedua bola mata kami saling bertemu, terdiam untuk sesaat. Aku dapat melihat dengan jelas pandangan penuh rasa khawatir itu tidaklah dusta.

Kupegang kedua punggung tangannya yang masih memegang pipiku.

“Aku gapapa kok. Mungkin kecapekan aja karena beberapa hari ini sibuk banget, aku jadi kurang tidur.” ucapku lengkap dengan senyuman, ingin menunjukkan bahwa aku sungguh baik-baik saja.

“Kenapa bisa sampai kurang tidur?” tanyanya dengan penuh kebingungan.

“Hei, kamu lihat pakaian dan aksesoris ini memangnya siapa yang bawa kalau bukan aku? Hhmm?” ucapku sambil sedikit melihat ke arah ruangan yang dipenuhi berbagai pakaian dan aksesoris.

“Mana mugkin aku bisa bawa ini semua kalau bangun siang hehehe” lanjutku dengan sedikit tertawa.

Jung-Hwa hanya terdiam, memperhatikan seluruh ruangan, kemudian kembali menatapku.

“Maaf Noona” ucapnya sambil menundukkan kepala.

“Loh, kok minta maaf? Kenapa?”

“Maaf uda bikin Noona harus membawa semua pakaian dan aksesoris ini sendirian.”

Kualihkan kedua telapak tanganku ke pipi kanan dan kiri Jung-Hwa. Mengangkat perlahan wajahnya yang masih tertunduk agar melihat kearahku.

“Kamu ngga salah, jadi ngga perlu minta maaf. Ini semua kan bagian dari pekerjaan aku, jadi ya wajar aja. Yah, mungkin aku yang harus lebih jaga badanku biar ngga gampang capek hehehe” ucapku lengkap dengan senyuman.

“Hari ini hari terakhir promo album, setelah ini kita libur seminggu kan? Noona harus benar-benar istirahat yaa selama seminggu itu?”

Melihat betapa khawatirnya orang yang kini berada dihadapanku membuat hati ini terasa begitu hangat. Aku hanya tersenyum, kemudian diikuti dengan aggukan kepalaku. Membuat orang dihapanku ini pun ikut tersenyum.

“Ah, manisnya” ucapku dalam hati.

“Ohiya, aku ada sesuatu, bentar yaa” ucapnya lantang kemudian segera meninggalkanku dan pergi ke ruangan sebelah tempat staff dan anggota lainnya berada.

“Ini” ucapnya ketika kembali sambil memberikan tiga sachet sari jahe merah kearahku.

“Diminum semua ya Noona, biar badannya enakan” lanjutnya lengkap dengan sedikit tertawa, yang berhasil membuat sepasang gigi kelinci itu terlihat.

Aku mengangguk, sambil menerima sari jahe merah tersebut.

“Makasih yaa”

“Iyaa” ucapnya antusias sambil melambaikan tangan kanannya, kemudian kembali ke ruangan sebelah untuk persiapan sebelum tampil ke panggung.

***

Pukul satu malam aku akhirnya tiba di apartemen. Setelah membersihkan diri, aku langsung merebahkan badan di kasur yang selalu membuatku nyaman, diiringi alunan lagu dari ponselku.

Ting!

“Noona uda pulang?” sebuah pesan yang dikirimkan oleh Jung-Hwa.

“Uda beberapa menit yang lalu. Kamu uda di dorm kan?” balasku.

“Iya, ini baru sampai dorm. Noona kok baru pulang? Oh, karena pakaian dan aksesoris itu ya?” 

“Hehe iya, ditambah tadi ada area yang lagi macet parah. Jadi makin lama deh, huft! Ohya, kamu juga kok baru sampai? Bukannya kamu tadi pulang duluan ya bareng sama semua Hyung-mu?”

“Iya, tadi aku waktu pulang juga kena macet huft! Tadi Suha Hyung ngajakin makan bareng, yaa aku ngga bisa nolak hehehehe” 

“Hahaha dasar kamu ya, kalau urusan makanan selalu nomor satu”

“Nomor tiga, bukan nomor satu”

“Eh? Trus nomor satu sama dua nya apaan?”

“Nomor satu orang tua, nomor dua Safira Noona, nomor tiga baru deh makanan. Hehehehe.”

Detik itu juga pipiku terasa panas, membuatnya memerah seketika saat membaca pesan tersebut.

“Loh kok ada aku di nomor dua?”

“Hehe. Ohya, aku mau main ke apartemen Noona boleh?”

“Ke apartemenku? Kok tiba-tiba? Ada apa?”

“Aku pengen makan masakan Noona lagi hehehe”

“Astaga hahaha. Yauda bilang aja kapan mau kesini, nanti aku siapin bahan-bahannya.”

“Yeay! Gimana kalau lusa?”

“Okee”

***

Disaat aku sibuk mempersiapkan beberapa makanan, bel apartemenku akhirnya berbunyi.

Tingtong! Tingtong! Tingtong!

Happy birthday to you, Happy birthday to you, Happy birthday Safira Noona, Happy birthday to youuu

Aku hanya dapat mematung ketika membuka pintu dan mendapati Jung-Hwa yang tiba-tiba mengangkat sebuah kue dengan beberapa lilin kecil ditengahnya.

“Ayo make a wish, lalu tiup lilinnya Noona” lanjutnya penuh semangat.

Aku tersenyum lebar, membiarkan pipiku yang mulai memanas, kemudian mengangguk mantap. Mengucapkan doa dalam hati, lalu meniup deretan lilin tersebut.

“Kamu kok tahu?” tanyaku sambil mempersilahkan Jung-Hwa masuk.

“Iya dong, apasih yang aku ngga tau tentang Noona” ucapnya lengkap dengan tersenyum bangga.

“Dasar” ucapku sambil sedikit mencubit lengannya.

“Kamu duduk disitu dulu ya, bentar lagi selesai kok” lanjutku sambil menunjuk ke arah meja makan yang sebagiannya telah dipenuhi beberapa masakan.

“Wuaah banyak banget Noona” ucapnya takjub.

“Iya, karena aku tau kamu suka makan, makanya aku bikin banyak sekalian. Pasti kamu habisin kan?” ucapku sambil meletakkan kue diatas meja makan.

“Pasti dong! Apalagi ini masakan Noona.” ucapnya antusias.

“Ohya, Noona ngga bikin sup?” lanjutnya.

“Ini baru mau bikin. Sup kimchi aja gapapa kan?”

“Jangan Noona! Biar aku aja yang bikin supnya” ucapnya lantang.

“Eh? Kamu mau sup apa emangnya?”

“Noona ada rumput laut kering kan?”

“Ada, kenapa?”

“Aku bikinin sup rumput laut ya. Kan hari ini Noona ulang tahun.” ucapnya dengan tersenyum lebar, menampakkan sepasang gigi kelincinya.

“Oh oke deh hehehe” ucapku dengan sedikit tertawa.

Tiga puluh menit pun berlalu, kami sedang menikmati makanan di piring masing-masing.

“Noona hari ini ada rencana kah?”

“Tadi temanku ngajakin pergi sih, tapi belum aku balas”

“Ngga usah, disini aja ya? Aku hari ini ngga ada rencana kemana-mana, jadi aku disini sampai sore ya?”

Aku hanya terdiam, melihat kearahnya. Tak mengerti kenapa ia meminta berada di apartemenku seharian.

Please Noona” ucapnya sambil merapatkan kedua telapak tangannya, memohon.

“Hhmm,. Baiklah”

“Yeay!” ucapnya antusias.

“Sebagai gantinya, ini aku ada hadiah kecil buat Noona hehehe” lanjutnya sambil memberikan sebuah kotak kecil berwarna putih.

“Apa nih? hehe” tanyaku dengan sedikit tertawa.

“Buka aja” jawabnya singkat lengkap dengan senyum manisnya.

Kubuka kotak tersebut yang rupanya berisi sebuah gelang berwarna perak, dengan bentuk bulan ditengahnya.

“Waah, cantik banget!” ucapku antusias.

“Sini aku pasangin” ucap Jung-Hwa sambil mengulurkan tangan kanannya.

Kuberikan gelang tersebut, kemudian kuulurkan tangan kananku.

“Makasih yaa” ucapku lengkap dengan pipi yang memerah saat Jung-Hwa selesai memasangkannya.

“Sama-sama Noona” ucapnya lengkap dengan senyuman.

Ulang tahunku kali ini benar-benar menjadi sangat spesial atas kehadirannya. Seseorang yang selama hampir satu tahun ini telah berhasil membuatku merasakan perasaan aneh bahkan sejak pertama kali bertemu. Sikapnya, senyumnya, semuanya, aku suka semua tentang dia.

Hingga aku melupakan kenyataan bahwa kami tidak seharusnya sedekat ini.

Aku melupakan bahwa semakin besar aku bahagia dan berharap dengannya, maka semakin besar pula rasa sakit yang mungkin akan kurasakan nantinya.

***

 

 

——— BERSAMBUNG ———

Part Selanjutnya :

 

Baca Juga:

run run run run run run run run run run run


4 thoughts on “[PART 2] RUN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top